AKU BANGGA JADI ORANG INDONESIA

Ali Mustahib Elyas

Kaubilang negeriku dikuasai pejabat rakus
Maling yang bermain di ladang uang tak sekedar cari nasi bungkus
Tapi kutetap bangga jadi orang Indonesia
Jiwa pejuang nenek moyang kembali tertantang mereka yang nista
Peluang datang untuk buktikan mental  sang pejuang hadapi angkara murka
Kaubilang negeriku tak lagi agamis
Kini bercampur liberalis sedikit komunis
Tapi kubangga jadi orang Indonesia
Karena tiba waktuku untuk menampakkan betapa perkasanya Pancasila
Betapa kian terang benderangnya Agama
Di tengah kegelapan yang sempurna
Kaubilang hidup di negeri mayoritas Muslim
Tapi kemuslimanmu merasa tersudut, terancam hingga kauhilang kesabaran
Pada presidenmu sendiri yang kautuduh tak solutif
Pada dewan-majlis yang kauduga tak lagi bermufakat dan kolutif
Pada pidato-pidato kampanye yang kaunilai semua bullshit
Pada nafsu angkara negeri asing yang kaubayangkan sedang mengepung hingga menghimpit
Duhai
Betapa kasihannya dirimu
Betapa terpuruknya mental juangmu
Hancur lebur seluruh tulang belulang penopang keperkasaanmu
Mengendur seluruh urat syaraf lenganmu
hingga tak mampu lagi kepalkan tangan perlawananmu
Kulihat dirimu lungkai dan melangkah gontai
Perlahan kaubuka jendela di sudut kamar negerimu
Kauterawang nun jauh di sana sebuah negeri khilafah, katamu
Kaudengar kisah betapa sejahtera mereka dibanding hidupmu
Duhai
Kini kulihat sekujur tubuhmu memerah
Terbakar api cemburu yang tak mampu lagi kaucegah
Kaututupi mukamu karena rasa malu saat ditanya penduduk negeri khilafah,
“dari manakah negeri asalmu, tuan?”
Mulutmu terkunci tak mampu berkata-kata barang sepatah
Duhai
Betapa kasihan dirimu
Bangkit dan perangi jiwa kerdilmu
Jihadlah dan kumandangkan takbir demi bangkitkan percaya dirimu
Lawan rasa malu, cemburu dan mulutmu yang kelu
Mari katakan, “aku datang dari negeri Indonesia”
Negeri “khilafah” dengan landasan Pancasila
Negeri kaum beriman yang mengerti keharusan saling mengamankan antar sesama
apapun suku, bangsa, dan agamanya.
Bangga aku jadi orang Indonesia

Repost dari www.kompasiana.com/alimustahib, 7 Juni 2017