“SAYA BUKAN KAK SETO, TAPI….”

Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan kak Seto Mulyadi di hadapan ratusan siswa, guru, dan orang tua saat menghadiri acara Penguatan Madrasah Ramah Anak yang diadakan MTsN 24 Jakarta pada Selasa,11 April 2023 bertempat di aula BPG Kementerian Agama Kota Jakarta Timur.

Acara tersebut dihadiri Zulkarnain – kepala kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur. Hadir pula Aris Adi Leksono – komisioner KPAI, Jumanto – Kasi Penmad Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, dan tentu saja dihadiri Asifudin – kepala MTsN 24 selaku tuan rumah dengan didampingi Abdul Wahab selaku kepala Tata Usaha dan para wakil kepala madrasah.

Acara dibuka secara resmi oleh Kela Kantor Kemenag Kota Jakarta Timur tepat pada pukul 16.00. Namun sebelumnya, dalam sambutannya ia menyampaikan tentang pentingnya pengukuhan madrasah ramah anak. Baik implementasinya berupa pemilihan media ajar, caramengajar, pemenuhan hak anak, dan penyediaan sarana-prasarana. Ia sangat berharap program ini didukung oleh semua pihak, termasuk oleh para orang tua siswa. Ini penting sebab telah menjadi kebijakan dari Kementerian Agama Pusat. Bahkan lebih dari itu, ini telah diteladankan oleh Rasulullah SAW. Ada perkataan dalam bahasa Arab sebagai berikut, “Man laa yarham, laa yurham”. Artinya, “Barang siapa tidak menyayangi, dia tidak akan disayang”. Ada yang menyebut ini sabda Rasulullah. Tapi seandainya bukan dan hanya sebuah pepatah Arab, tetaplah mengandung makna yang sejalan dengan akhlak sang Rasul yang penyayang. Bahkan Qur’an menyatakan bahwa diutusnya beliau adalah sebagai rahmat bagi alam semesta. “Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil-aalamiin” artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”.

Sedangkan Aris Adi Leksono – Komisioner KPAI melalui sambutannya berpesan agar para siswa selalu menjaga madrasahnya dari bullying dan sikap-sikap buruk lain yang bisa mencemarkan nama baik madrasah dan diri siswa sendiri. Ia juga menyatakan bahwa baru-baru ini telah berkoordinasi dengan pihak KSKK Kementerian Agama untuk berusaha menyusun buku panduan Madrasah Ramah Anak agar bisa digunakan madrasah di seluruh Indonesia.

Tiba gilirannya Kak Seto Mulyadi sebagai narasumber memulai sambutannya dengan mempekenalkan diri pada para siswa dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Misalnya ia menyatakan, “Saya ini bukan Kak Seto, tapi Kek (kakek) Seto”. Selanjutnya ia meminta para siswa untuk menebak berapa kira-kira usia dirinya. Beragam tebakan meluncur dari para siswa dan tidak ada satupun yang tepat. Lalu ia memberitahukan bahwa sekarang telah genap berusia 72 tahun.

Meskipun telah tua, Kak Seto tetap rajin menjaga kesehatannya agar tetap prima. Ia membagi tipsnya bahwa agar orang tetap sehat maka dia harus GEMBIRA. Ya GEMBIRA itu akronim dari G ; Gerak, E : Emosi Cerdas, M : Makan Teratur, B : Bersyukur, I : Istirahat, R : Ramah/Rukun, A : Aktif.

Kak Seto juga menanyakan apa cita-cita para siswa. Ia berharap agar para siswa mau menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Hal ini sangat penting agar hidup seseorang bisa bergerak maju. Kak Seto kemudian mencontohkan dirinya yang pada saat pertama kali merantau di Jakarta ia sempat lama tidak mendapat pekerjaan. Selama tujuh bulan ia mencari kerja dan akhirnya mendapat pekerjaan sebagai Office Boy di sebuah kantor, pernah juga menjadi pembantu rumah tangga, kuli, dan lain sebagainya. Selanjutnya ia juga pernah menjadi guru dan pertama kali mengajar di TK milik Pak Kasur. Dalam perkembangan selanjutnya ia juga berhasil menjadi seorang profesor di Perguruan Tinggi. “Jadi saya ini pernah jadi guru kecil yang mengajar anak-anak kecil di TK dan akhirnya menjadi profesor yang mengajar para mahasiswa di Perguruan Tinggi.

Pada bagian akhir sebelum menutup sesinya, Kak Seto sempat membubuhkan tanda tangan pada deretan lukisan karya siswa berupa gambar wajah dirinya. Dalam kesempatan ini ia dimohon untuk menilai mana gambar yang paling mirip dengan dirinya dengan cara memberi tandatangan sebanyak tiga buah bagi yang paling mirip dan seterusnya hingga sebanyak tiga gambar dari beberapa gambar lainnya uintuk dinyatakan sebagai juara 1, 2, dan 3. Terakhir sesi ditutup dengan berfoto bersama para juara yang telah mendapat apresiasi berupa tanda tangan Kak Seto. Sebuah suasana atau momentun berharga bagaikan lahan subur yang akan dapat menumbuh kembangkan potensi siswa dan anak-anak pada umumnya. (ame.humas-24).